Mendikbud Nadiem Makarim Siapkan 5 Strategi Untuk Mengatasi Nilai PISA Siswa Yang Nilainya Rendah

Apa itu PISA ? PISA merupakan salah satu studi yang setiap tiga tahun sekali diselenggarakan , yaitu pada tahun 2000, 2003, 2006, 2009, 2012 dan seterusnya. Indonesia mulai sepenuhnya berpartisipasi sejak tahun 2001. Oleh karenanya pada setiap siklus, terdapat 1 domain major sebagai fokus studi. PISA sendiri merupakan metode penilaian internasional yang menjadi indikator untuk mengukur kompetensi siswa Indonesia di tingkat global.
PISA atau disebut juga (Programme for International Student Assessment) adalah sebuah study internasional tentang prestasi literasi membaca, matematika, dan sains siswa sekolah berusia 15 tahun. PISA juga tidak hanya memberikan informasi tentang benchmark Internasional tetapi juga informasi mengenai kelemahan dan serta kekuatan siswa beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dalam mengatasi dan memperbaiki nilai PISA Indonesia yang rendah, oleh karenanya Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim punya inisiatif dan menyiapkan lima strategi untuk menjalankan pembelajaran holistik demi mengembangkan sumber daya manusia. (PUSMENJAR)

Adapun 5 lima strategi yang dilakukan Nadiem, antara lain : 
1. Kepemimpinan Sekolah atau Kepala sekolah dipilih dari guru-guru terbaik. Strategi Transformasi kepemimpinan sekolah dilakukan dengan memilih generasi baru kepala sekolah dari guru-guru terbaik. Baca juga: Bila Belajar di Rumah Diperpanjang, Nadiem: Tak Harus Online dan Akademis Untuk mendukung penerapan strategi ini, Kemendikbud akan mengembangkan marketplace bantuan operasional sekolah (BOS) online. "Marketplace BOS online bertujuan untuk memberikan kepala sekolah yang fleksibilitas, transparansi, dan juga waktu meningkatkan kualitas pembelajaran,” 
2. Harapan untuk mencetak generasi guru "baru". Untuk meningkatkan kompetensi guru, Kemendikbud akan melaksanakan transformasi Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk menghasilkan generasi guru baru. Kemendikbud juga akan mendorong munculnya kurang lebih 10.000 sekolah penggerak yang akan menjadi pusat pelatihan guru dan katalis bagi transformasi sekolah-sekolah lain. 
3. Menyederhanakan kurikulum. Guru didorong untuk mengajar sesuai tingkat kemampuan siswa. Strategi ini akan dilakukan dengan cara menyederhanakan kurikulum sehingga lebih fleksibel dan berorientasi pada kompetensi. Selain itu, akan dilakukan personalisasi dan segmentasi pembelajaran berdasarkan asesmen berkala.
4. AKM sebagai pengganti Ujian Nasional. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) akan digunakan untuk mengukur kinerja sekolah berdasarkan literasi dan numerasi siswa, dua kompetensi inti yang menjadi fokus tes internasional seperti PISA, Trends in International Mathematics and Science Study/TIMSS, dan Progress in International Reading Literacy Study /PIRLS. "Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar juga akan digunakan untuk mengukur aspek-aspek non-kognitif untuk mendapatkan gambaran mutu pendidikan secara holistik," ungkap Nadiem. 
5. Platform teknologi pendidikan berbasis Android. Kemendikbud akan mendorong ratusan Organisasi Penggerak untuk mendampingi guru-guru di Sekolah Penggerak. Selain itu, juga menggunakan platform teknologi pendidikan berbasis mobile dan bermitra dengan perusahaan teknologi pendidikan (education technology) kelas dunia. Termasuk menggerakkan puluhan ribu mahasiswa dari kampus-kampus terbaik untuk mengajar anak-anak di seluruh Indonesia. "Dengan semua strategi ini nanti diharapkan pelajar Indonesia akan menjadi pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai P a n c a s i l a  yaitu berakhlak mulia, mandiri, kebinekaan global, gotong-royong, kreatif, dan bernalar kritis,”.  (PUSMENJAR)
Demikian penjelasan tentang Mendikbud Nadiem Makarim Siapkan 5 Strategi Untuk Mengatasi Nilai PISA Siswa Yang Nilainya Rendah, semoga bermanfaat