- Menjelaskan pengertian beriman kepada kitab-kitab Allah
- Menyebutkan nama-nama kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul.
- Menampilkan sikap mencintai Al-Qur’an sebagai kitab Allah
- Menjelaskan pengertian kitab-kitab Allah
- Menjelaskan pengertian Iman kepada kitab-kitab Allah
- Menyebutkan dalil-dalil naqli dan aqli terkait dengan iman
- kepada kitab-kitab Allah.
- Menyebutkan nama-nama kitab Allah beserta para rasul
- yang menerimanya.
- Menyebutkan para nabi penerima suhuf
- Menyebutkan isi pokok kitab-kitab Allah
- Menjelaskan Al-Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir
- Menjelaskan keistimewaan Al-Qur’an
- Menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam kehidupan
- sehari-hari.
Iman kepada kitab-kitab Allah SWT, termasuk rukun iman ketiga. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT, artinya mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT, telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para rasul sebagai pedoman hidup bagi umat manusia. Kitab-kitab itu mengandung perintah, larangan, janji, dan ancaman Allah SWT
FIRMAN ALLAH SWT.
Surat Al-Baqarah Ayat 3
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
Arab-Latin: Allażīna yu`minụna bil-gaibi wa yuqīmụnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn Terjemah Arti: (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
Ada 4 kitab yang diturunkan oleh Allah ke dunia ini. Allah juga memberikan nama-nama untuk kitab-kitab-Nya tersebut. Secara berurutan mulai dari yang tertua keempat kitab yang wajib kita yakini adalah : Taurat, Zabur, Injil, dan al-Qur’an.
A. Kitab Taurat (diturunkan pada abad ke-12 SM)
Kitab Taurat diwahyukan kepada Nabi Musa pada abad ke-12 SM. Nama Taurat berarti hukum atau syariat. Pada saat itu Nabi Musa diutus oleh Allah untuk berdakwah kepada bangsa Bani Israil. Oleh karena itu, tepat sekali kalau kita meyakini bahwa kitab Taurat diperuntukkan sebagai pedoman
dan petunjuk hidup bagi kaum Bani Israil saat itu. Adapun bahasa yang digunakan dalam kitab Taurat adalah bahasa Ibrani.
Sebagai muslim kita sangat meyakini akan keberadaan kitab Taurat ini. Kita meyakini bahwa kitab Taurat benar-benar wahyu dari Allah Swt. Keyakinan ini diperkuat oleh keterangan-keterangan yang ada di dalam alQur’an. Salah satunya adalah yang tertuang dalam firman Allah dalam Q.S. al-Mu’minun/23 : 49 berikut ini :
Kitab Taurat yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa untuk bangsa Bani Israil (kaum Yahudi) agar mereka senantiasa berada dalam jalan kebenaran. Perhatikan kisah mengenai Nabi Musa a.s. mendapatkan wahyu dari Allah berikut :
Kitab Zabur diturunkan Allah kepada Nabi Daud untuk bangsa Bani Israil atau umat Yahudi. Kitab ini diturunkan pada abad 10 SM di daerah Yerusalem. Adapun kitab ini ditulis dengan bahasa Qibti.
Firman Allah Swt. :
Artinya : “Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang di langit dan di bumi. Dan sungguh, Kami telah memberikan kelebihan kepada sebagian Nabi-nabi atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Dawud. “ (QS. Al-Isrā/17 :55).
C. Kitab Injil (diturunkan pada abad ke-1 M)
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa pada permulaan abad 1 M. Kitab Injil diwahyukan di daerah Yerusalem. Kitab ini ditulis pada awalnya dengan menggunakan bahasa Suryani. Kitab ini menjadi pedoman bagi kaum Nabi Isa a.s., yakni kaum Nasrani.
Artinya : Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah. Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.” (Q.S.Maryam/19 : 30)
Kitab Injil berisi ajaran pokok yang sama dengan kitab-kitab sebelumnya. Namun, ada yang menghapus sebagian ajaran Kitab Taurat yang sudah tidak sesuai dengan zaman itu.
Secara umum Kitab Injil berisi tentang :
Isa mengajarkan agar kaumnya taat kepada hukum-hukum Allah dan tidak terlena dengan gemerlap harta dan dunia.
D. Kitab al-Qur’ān (diturunkan pada Abad ke-7 M, kurun waktu tahun 611-632 M)
Kitab al-Qur’ān merupakan kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi dan Rasul yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw. Kitab Suci al-Qur’ān diturunkan Allah sebagai penyempurna dan membenarkan kitab-kitab sebelumnya.
Ada 4 kitab yang diturunkan oleh Allah ke dunia ini. Allah juga memberikan nama-nama untuk kitab-kitab-Nya tersebut. Secara berurutan mulai dari yang tertua keempat kitab yang wajib kita yakini adalah : Taurat, Zabur, Injil, dan al-Qur’an.
A. Kitab Taurat (diturunkan pada abad ke-12 SM)
Kitab Taurat diwahyukan kepada Nabi Musa pada abad ke-12 SM. Nama Taurat berarti hukum atau syariat. Pada saat itu Nabi Musa diutus oleh Allah untuk berdakwah kepada bangsa Bani Israil. Oleh karena itu, tepat sekali kalau kita meyakini bahwa kitab Taurat diperuntukkan sebagai pedoman
dan petunjuk hidup bagi kaum Bani Israil saat itu. Adapun bahasa yang digunakan dalam kitab Taurat adalah bahasa Ibrani.
Sebagai muslim kita sangat meyakini akan keberadaan kitab Taurat ini. Kita meyakini bahwa kitab Taurat benar-benar wahyu dari Allah Swt. Keyakinan ini diperkuat oleh keterangan-keterangan yang ada di dalam alQur’an. Salah satunya adalah yang tertuang dalam firman Allah dalam Q.S. al-Mu’minun/23 : 49 berikut ini :
Kitab Taurat yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa untuk bangsa Bani Israil (kaum Yahudi) agar mereka senantiasa berada dalam jalan kebenaran. Perhatikan kisah mengenai Nabi Musa a.s. mendapatkan wahyu dari Allah berikut :
Nabi Musa a.s. Mendapatkan Wahyu dari AllahAdapun pokok-pokok ajaran yang ada dalam Kitab Taurat yang diturunkan di Bukit Sinai tersebut adalah sebagai berikut:
Dengan izin dan pertolongan Allah, Nabi Musa dan kaumnya dari bangsa Bani Israil selamat dari kejaran Fir’aun. Mereka dapat menyeberangi Laut Merah. Setelah itu Nabi
Musa membawa para pengikutnya menuju Bukit Sinai.
Kaum Bani Israil meluapkan kegembiraan mereka karena dapat selamat dari kejaran Fir’aun dan tentaranya. Saat itu mereka benar-benar merasa merdeka dan bebas. Semula
mereka hidup terkekang karena menjadi budak bagi Fir’aun di Kerajaan Mesir. Sekarang situasinya menjadi berbalik 180 derajat, mereka benar-benar bebas, merdeka, dan tidak ada aturan yang perlu dipatuhi. Mereka meluapkan kegembiraan dengan berbagai cara. Ada
yang bersyukur kepada Allah, namun ada yang melampiaskannya dengan hanya bersuka ria.
Nabi Musa merenung dan berfikir. Beliau berkeinginan agar kehidupan bangsa Bani Israil menjadi terarah dan memiliki aturan. Mereka tidak boleh hidup liar dan bebas semau-maunya. Nabi Musa kemudian berdiam diri dan bermunajat di salah satu tempat yang berada di bukit Sinai untuk memohon petunjuk dari Allah. Nabi Musa berzikir, “Maha Besar Engkau ya Allah, ampunilah aku dan terimalah taubatku, dan aku menjadi orang yang pertama beriman kepada-Mu.”
Saat Nabi Musa terus berzikir dan kemudian merasa begitu dekat dengan Allah,diberikanlah kepadanya petunjuk dan aturan berupa Kitab Taurat. Kitab itu berisi panduan
kehidupan untuk Nabi Musa dan kaumnya agar hidupnya menjadi terarah.
- Perintah untuk mengesakan Allah.
- Larangan menyembah patung/berhala.
- Larangan menyebut nama Allah dengan sia-sia.
- Perintah menyucikan hari Sabtu.
- Perintah menghormati kedua orang tua.
- Larangan membunuh sesama manusia.
- Larangan berbuat zina.
- Larangan mencuri.
- Larangan menjadi saksi palsu.
- Larangan mengambil hak orang lain.
Kitab Zabur diturunkan Allah kepada Nabi Daud untuk bangsa Bani Israil atau umat Yahudi. Kitab ini diturunkan pada abad 10 SM di daerah Yerusalem. Adapun kitab ini ditulis dengan bahasa Qibti.
Firman Allah Swt. :
Artinya : “Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang di langit dan di bumi. Dan sungguh, Kami telah memberikan kelebihan kepada sebagian Nabi-nabi atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Dawud. “ (QS. Al-Isrā/17 :55).
Kisah Nabi Daud dan kaumnya
Dikisahkan bahwa rakyat di wilayah kerajaan Nabi Daud hidup dalam keadaan damai dan sejahtera. Atas perintah Allah mereka malaksanakan ibadah pada hari Jum’at dan bekerja pada hari-hari yang lain. Di sebuah wilayah yang bernama Kota Aylah, masyarakatnya sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Mereka ingin mengganti hari ibadah ini menjadi hari Sabtu.
“Apa yang terjadi pada kalian…?” kata Yahuda, “Aku lihat kalian bingung dan ragu. Bukankah ini adalah wilayah kita? Bukankah kita yang paling tahu mengenai profesi ita sebagai nelayan? Mari satukan langkah dan kita tentang peraturan pemerintah mengenai hari beribadah ini, pokoknya ini demi kepentingan kita.”
“Benar Yahuda.” sambung yang lain. “Kita harus bersatu untuk menyampaikan aspirasi ini kepada Nabi Daud, dia pasti setuju.”
Yahuda berkata, “Kita mengganti hari peribadatan kita demi kepentingan pekerjaan kita. Kita bekerja mulai hari Ahad sampai Jum’at, setelah mendapat ikan yang banyak, maka di hari Sabtu kita beribadah. Dengan demikian pikiran kita saat beribadah menjadi tenang. Begitu teman-teman, setuju….?” kata Yahuda meyakinkan. Mereka menjawab dengan serempak, “Setuju…” Ketika sedang asyik membicarakan hal ini tiba-tiba Nabi Daud datang. Mereka segera keluar menemui Nabi Daud a.s. Kata Nabi Daud, “Apakah kalian hendak berpaling dari perintah Allah, dan menetapkan hukum sendiri yang bertentangan dengan perintah-Nya”.
“Nabiyullah, untuk wilayah ini hari Jum’at tidak cocok untuk digunakan beribadah. Kami bekerja keras selama seminggu hingga badan kami terlalu lelah untuk beribadah pada hari Jum’at. Kami ingin melepas lelah pada hari Jum’at dan beribadah pada hari Sabtu,” bantah salah seorang kaumnya.
“Bukankah Allah telah mengingatkan kita akan hari Sabtu, mengapa kalian ngotot untuk beribadah pada hari itu?” Kata Nabi Daud. “Pokoknya kami hanya mau beribadah pada hari Sabtu,” tegas Yahuda melawan.
“Saudara-saudara sekalian, aku ingin mengingatkan kalian akan murka dan azab Allah yang sangat pedih. Kalian sudah sering mengkhianati nabi-nabi kalian sendiri. Kalian gemar berbuat maksiat dan kemungkaran. Apakah kalian lupa dengan nikmat yang telah Allah anugerahkan?” Daud mengingatkan mereka.
Mendengar nasihat ini Bani Israil terbagi menjadi tiga kelompok. Pertama,kelompok orang-orang yang sadar. Kelompok kedua ialah mereka yang menentang. Mereka berpikir Nabi Daud tidak menghendaki mereka hidup sejahtera dan hanya mengfokuskan hidup pada ibadah semata. Kelompok ketiga ialah kelompok yang kebingungan. Mereka memperhatikan kelompok pertama, tetapi juga mencermati kelompok kedua. Akhirnya mereka mengikuti kelompok yang menjanjikan harta dan kekayaan dunia pada mereka.
Tindakan Bani Israil ini membuat Allah murka. Allah kemudian memerintahkan Nabi Daud untuk melarang orang-orang melaut pada hari Sabtu.
Hari-hari berlalu, dikisahkan Amdan merupakan pemuda yang malas beribadah. Amdan sangat gemas melihat ikan-ikan malah bergerombol di tepi pantai pada hari sabtu, hari dimana mereka tidak diperbolehkan menangkap ikan. Amdan kemudian berpikir keras hingga terbesit ide licik di kepalanya.
Ia membuat jaring yang amat besar yang dapat menutupi hampir seluruh bibir pantai. Karena ia dilarang melaut pada hari Sabtu, ia memasang jaring itu pada malam Sabtu lalu mengambil jaring pada hari Ahad pagi.
Pada pagi ahad yang telah ia nanti, Amdan memanggil semua nelayan agar ikut bersamanya ke laut. Luar biasa! Mereka mendapatkan hasil yang amat melimpah. Nelayan yang lain sampai terheran-heran dengan hasil tangkapan yang didapatkan. Nelayan lain akhirnya mengikuti apa yang telah dilakukan Amdan. Namun, wilayah pemasangan jaring di tepi pantai sebagian besar sudah dikuasai oleh Amdan. Mereka sadar bahwa Amdan telah berlaku curang dengan memonopoli wilayah penangkapan ikan. Nelayan-nelayan itu marah dan emosional. Kekacauan dan pertengkaran terjadi di mana-mana. Mereka mengikuti hawa nafsunya untuk berebut harta benda.
Hingga pada suatu malam yang sangat mencekam langit nampak begitu menakutkan dan laut seakan mengamuk. Tidak ada seorang pun yang berani keluar rumah. Setelah pagi menjelang angin bertiup lembut dan laut tampak tenang. Orang-orang keluar untuk mencari nafkah, tetapi ada yang aneh diperkampungan orang-orang yang ingkar itu jalan-jalan tampak sepi dan semua rumah tertutup rapat. Mereka yang ingkar itu berubah wujud menjadi kera dan babi. Penderitaan ini mereka alami selama tiga hari, tanpa makan dan tanpa minum. Inilah balasan bagi mereka yang durhaka dan sombong. Sumber: www.islamnyamuslim.com
C. Kitab Injil (diturunkan pada abad ke-1 M)
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa pada permulaan abad 1 M. Kitab Injil diwahyukan di daerah Yerusalem. Kitab ini ditulis pada awalnya dengan menggunakan bahasa Suryani. Kitab ini menjadi pedoman bagi kaum Nabi Isa a.s., yakni kaum Nasrani.
Artinya : Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah. Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.” (Q.S.Maryam/19 : 30)
Kitab Injil berisi ajaran pokok yang sama dengan kitab-kitab sebelumnya. Namun, ada yang menghapus sebagian ajaran Kitab Taurat yang sudah tidak sesuai dengan zaman itu.
Secara umum Kitab Injil berisi tentang :
- Perintah untuk kembali mengesakan Allah Swt.
- Membenarkan keberadaan Kitab Taurat.
- Menghapus beberapa hukum dalam Kitab Taurat yang tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman.
- Menjelaskan bahwa kelak akan datang kembali rasul setelah Nabi Isa a.s., yaitu Nabi Muhammad saw. (disamping ada di Kitab Injil, penjelasan ini juga terdapat dalam Kitab Taurat)
Isa mengajarkan agar kaumnya taat kepada hukum-hukum Allah dan tidak terlena dengan gemerlap harta dan dunia.
D. Kitab al-Qur’ān (diturunkan pada Abad ke-7 M, kurun waktu tahun 611-632 M)
Kitab al-Qur’ān merupakan kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi dan Rasul yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw. Kitab Suci al-Qur’ān diturunkan Allah sebagai penyempurna dan membenarkan kitab-kitab sebelumnya.
Artinya: “Dia menurunkan Kitab (al-Qur’ān) kepadamu (Muhammad)yang mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan Injil.” (Q.S. Ăli ‘Imrān/3 : 3)
Perhatikan kisah Nabi Muhammad saw. saat menerima wahyu yang pertama berikut ini :
Wahyu Pertama Nabi Muhammad saw.Setelah wahyu pertama yang diturunkan di Gua Hira tersebut, turunlah wahyu-wahyu berikutnya sampai seluruhnya diturunkan oleh Allah Swt.
Ketika Nabi Muhammad berada di Gua Hira, datanglah malaikat Jibril seraya berkata, “Bacalah!” Nabi Muhammad berkata, “Sungguh, aku tidak pandai membaca.” Malaikat itu memegang Nabi Muhammad dan mendekapnya sehingga beliau lemah. Kemudian dilepaskan, lalu Malaikat itu berkata lagi, “Bacalah!” Muhammad menjawab, “Sungguh aku tidak pandai membaca” Lalu Jibril mendekap beliau untuk yang kedua kalinya. Lalu dilepaskan kembali, “Bacalah!” Maka, Muhammad berkata, “Sungguh aku tidak pandai membaca.” Lalu malaikat itu memegang dan mendekap Muhammad untuk yang ketiga kalinya, kemudian ia melepaskannya. Jibril lalu membacakan wahyu yang pertama, Q.S. al-‘Alaq ayat1-5. Sumber: Perjalanan Hidup Rasul
Secara umum pokok-pokok ajaran yang terkandung dalam al-Qur’ān adalah :
- Aqidah (keyakinan), yaitu hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan, seperti mengesakan Allah dan meyakini malaikat-malaikat Allah Swt.
- Akhlak (budi pekerti), yaitu berkaitan dengan pembinaan akhlak mulia dan menghindari akhlak tercela.
- Ibadah, yakni yang berkaitan dengan tata cara beribadah seperti salat, zakat, dan ibadah yang lainnya.
- Muamalah, yakni berkaitan dengan tata cara berhubungan kepada sesama manusia.
- Tarikh (sejarah), yaitu kisah orang-orang dan umat terdahulu.
Kitab Al-Qur’an,
Diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Isinya berupa, syariat yang menghapuskan sebagian isi kitab-kitab terdahulu yang tidak sesuai dengan zaman.
Kiab Al-Qur’an ini abadi, berlaku untuk sepanjang masa, sebab isinya lengkap, menyeluruh (universal), dan dapat, menjawab permasalahan yang terjadi sepanjang masa.
Diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Isinya berupa, syariat yang menghapuskan sebagian isi kitab-kitab terdahulu yang tidak sesuai dengan zaman.
Kiab Al-Qur’an ini abadi, berlaku untuk sepanjang masa, sebab isinya lengkap, menyeluruh (universal), dan dapat, menjawab permasalahan yang terjadi sepanjang masa.
Wahyu-wahyu Allah yang diterima oleh para rasul dalam perkembangannya ada yang dibukukan berbentuk kitab dan ada yang tidak dibukukan atau berbentuk suhuf yaitu lembaran-lembaran terpisah. Namun, keduanya sama-sama berisi firman Allah yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul.
Keterangan yang menyatakan bahwa suhuf itu benar adanya adalah firman Allah berikut ini :
Artinya :“Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (Q.S. al-A’lā/87 : 18 – 19 ).
Secara rinci para Nabi dan Rasul yang menerima Suhuf (shahifah-shahifah) dari Allah adalah lembaran-lembaran yang terpisah-pisah, antara lain :
1) Shahifah yang diturunkan kepada Nabi Syits a.s. : 50 Shuhuf
2) Shahifah yang diturunkan kepada Nabi Idris a.s. : 30 Shuhuf
3) Shahifah yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim a.s. : 10 Shuhuf
4) Shahifah yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s. : 10 Shuhuf
Persamaan Isi Kita dan ShuhufPersamaan terdapat pada hal-hal yang bersifat tetap sepanjang zaman. yakni:
KeimananSemua kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para nabi dan rasul pasti mengajar tentang ke-Esaan Allah (Tauhid), kehidupan akhirat, alam ghaib, surga dan neraka.
Syari’at
Hukum-hukum yang pokok seperti larangan zina, membunuh manusia, mencuri, berdusta, kewajiban berbakti kepada orang tua dan lain sebagainya.
SejarahKeterangan-keterangan tentang kisah para nabi dan umatnya.
Dapat menguatkan kadar keimanan dan menyempurnakan sikap dan amal perbuatan. Karena keyakinan terhadap kitab-kitab suci itu, dapat mendorong kemauan untuk mendalami akan segala apa yang terkandung di dalamnya. Pendalaman yang sungguh-sungguh dapat menyebabkan ma’rifah yang kemudian secara magnetis dapat merangsang seseorang untuk beramal sesuai dengan ajaran kitab sucinya.
3 Komentar
8H11ellis@gmail com
BalasHapusSanga bagis
BalasHapusBagus Hehe Buat SMP
BalasHapusKLS 8